إِنَّا عَرَضۡنَا ٱلۡأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱلۡجِبَالِ فَأَبَيۡنَ أَن يَحۡمِلۡنَہَا وَأَشۡفَقۡنَ مِنۡہَا وَحَمَلَهَا ٱلۡإِنسَـٰنُۖ إِنَّهُ ۥ كَانَ ظَلُومً۬ا جَهُولاً۬
”Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semua enggan untuk memikul amanah itu dan mereka khuatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (Al-Ahzab: 72)
Aku hanyalah seperti bumi yang tidak terlalu berminat untuk menerima tanggungjawab, karena tanggungjawab itu adalah amanah yang harus ditunaikan bukan untuk dimegah-megahkan. Ya, aku juga hanyalah langit yang sangat takut untuk menduduki jawatan, karena jawatan itu tidak lain adalah amanah yang aku juga sangat takut kalau tidak mampu untuk memikulnya. Aku juga sebongkah gunung yang demikian takut dengan kedudukan dan pangkat, karena semua itu hanyalah sesuatu yang ilusi. Di balik semua jawatan dan pangkat yang ada adalah tanggungjawab yang besar yang aku sangsi apakah aku sanggup melakukannya.
Aku adalah manusia bumi, manusia langit dan manusia gunung, gunung yang selalu berdoa untuk tidak diberi amanah dan beban yang aku tidak sanggup untuk menunaikannya. Aku takut kalau aku yang menjalaninya keadaan akan menjadi lebih buruk, bukan menjadi lebih baik atau mempertahankan yang sudah baik. Sungguh aku hanyalah bumi, langit, dan gunung.
Aku hanyalah manusia gunung, langit dan bumi yang tidak memandang kedudukan sebagai sesuatu yang harus dirayakan dan diselamati. Karena aku takut tidak mampu untuk menjalankan amanah dibalik kedudukan tersebut. Kalaupun aku mampu melakukan dengan baik, aku juga takut dilihat pada posisi yang lebih tinggi laku dengan amanah yang semakin menakutkan. Aku hanyalah gunung, langit dan bumi.
Aku hanyalah manusia gunung, langit dan bumi. Ucapan selamat lebih tepat diucapkan dengan lebih lengkap: "Selamat menjalankan amanah yang besar semoga Allah memberi kekuatan dan kemudahan."
Aku hanyalah manusia gunung, manusia langit dan manusia bumi, yang dada sesak terbatuk-batuk keletihan saat menulis kegundahan ini.
p.s: untuk hati yang terluka, kerana janji yang terlupa, dan silaturahim yang tertunda, juga diatas amanah yang tak terlaksana, mohon maaf atas segalanya buat Siti Noraini Kawaeed, Nursahila Abdul Latif, Siti Nor Zawani Mahmod~
p.s: all da best for the upcoming final exam!! gambatte kudasai ^^
Wassalam
lots of love,
Siti Farihan Mansor
roger n out~
Aku hanyalah seperti bumi yang tidak terlalu berminat untuk menerima tanggungjawab, karena tanggungjawab itu adalah amanah yang harus ditunaikan bukan untuk dimegah-megahkan. Ya, aku juga hanyalah langit yang sangat takut untuk menduduki jawatan, karena jawatan itu tidak lain adalah amanah yang aku juga sangat takut kalau tidak mampu untuk memikulnya. Aku juga sebongkah gunung yang demikian takut dengan kedudukan dan pangkat, karena semua itu hanyalah sesuatu yang ilusi. Di balik semua jawatan dan pangkat yang ada adalah tanggungjawab yang besar yang aku sangsi apakah aku sanggup melakukannya.
Aku adalah manusia bumi, manusia langit dan manusia gunung, gunung yang selalu berdoa untuk tidak diberi amanah dan beban yang aku tidak sanggup untuk menunaikannya. Aku takut kalau aku yang menjalaninya keadaan akan menjadi lebih buruk, bukan menjadi lebih baik atau mempertahankan yang sudah baik. Sungguh aku hanyalah bumi, langit, dan gunung.
Aku hanyalah manusia gunung, langit dan bumi yang tidak memandang kedudukan sebagai sesuatu yang harus dirayakan dan diselamati. Karena aku takut tidak mampu untuk menjalankan amanah dibalik kedudukan tersebut. Kalaupun aku mampu melakukan dengan baik, aku juga takut dilihat pada posisi yang lebih tinggi laku dengan amanah yang semakin menakutkan. Aku hanyalah gunung, langit dan bumi.
Aku hanyalah manusia gunung, langit dan bumi. Ucapan selamat lebih tepat diucapkan dengan lebih lengkap: "Selamat menjalankan amanah yang besar semoga Allah memberi kekuatan dan kemudahan."
Aku hanyalah manusia gunung, manusia langit dan manusia bumi, yang dada sesak terbatuk-batuk keletihan saat menulis kegundahan ini.
p.s: untuk hati yang terluka, kerana janji yang terlupa, dan silaturahim yang tertunda, juga diatas amanah yang tak terlaksana, mohon maaf atas segalanya buat Siti Noraini Kawaeed, Nursahila Abdul Latif, Siti Nor Zawani Mahmod~
p.s: all da best for the upcoming final exam!! gambatte kudasai ^^
Wassalam
lots of love,
Siti Farihan Mansor
roger n out~