Friday, September 3, 2010

Rabbi-Tunjukkan aku jalan yang LURUS

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحِسَانِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.


Kaum muslimin rahimakumullah
Taqwa adalah bekal seorang hamba ketika ia menghadap kepada Sang Pencipta, bekal yang kelak menjadi hujah baginya di hadapan Tuhannya, bahwa kehidupannya dialam dunia telah dipergunakan sebaik-baiknya. Untuk itulah wahai kaum Muslimin sekalian, marilah kita perbaiki dan satukan niat serta tekad, untuk meraih predikat golongan mahluk Allah yang muttaqin yang selalu meninggalkan apa-apa yang dilarang oleh Allah dan RasulNya, untuk dapat mengambil apa-apa yang telah dijanjikan, berupa kehidupan yang baik di dunia dan Surga yang abadi kelak di akhirat.

“Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. (Al-baqarah: 197).

“Sesungguhnya orang-orang bertaqwa itu berada dalam Surga (taman-taman) dan (didekat) mata air-mata air yang mengalir”. (Al-Hijr: 45).

Bismillahirrahmanirrahim..kepada Allah aku luahkan segalanya.Tuhan yang wujud,Qidam,Baqa'..
Pagi ini bersamaan 25 ramadhan..selesai melakukan sunat tahajud..kesakitan perut yang melampau menyebabkan aku tidak sempat untuk meneruskan solat sunat yang lain.Lalu aku mengambil tafsir Qur'an.Seolah ada yang mengusik hatiku untuk mentadabbur pada pagi ini..

Seperti dibukakan surah al-hijr kepadaku..Lalu satu persatu ku hayati isi maksudnya. Entah kenapa seolah segenap jiwaku menjadi damai. Setiap ayat ku rasakan mengandungi maksud tersembunyi yang tinggi untuk difahami..Lalu aku teruskan bacaan ku hingga ke akhir ayat.(99 ayat semuanya).

Kemudian..satu persatu ayat ku renungkan..dan jari jemariku mula menekan keyboard dihadapanku.Ku cari segala yang ingin aku ketahui..Lalu setitik demi setitik mutiara jernih ini mengalir laju.Seakan tidak dapat ku tahan lagi..Ya Allah..ku kira ini petunjuk dari-MU..Betapa sempurnanya kejadian yang telah Kau jadikan.

Aku mengkaji siapakah kaum Hijr??Aikah??kemudian aku tertarik pada ayat(15:87) tentang tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang. Sungguh aku tak menyangka ayat itu adalah surah al-Fatihah itu sendiri.Dan aku terus mencari dan mencari lagi..Akhirnya aku menjumpai sesuatu.Sahabat-sahabat mungkin telah lama mengetahui.Tapi aku baru hari ini mengetahuinya.Terkilan dengan diri yang menghabiskan hidup dengan perkara tidak bermanfaat selama ini.teruskan bacaan-->

Tentang struktur Kaabah:
Ka’bah difahami oleh seluruh umat muslim di dunia sebagai kiblat. Sebagai arah kita ketika kita takbir, ruku’ dan sujud. Secara fizik Ka’bah berbentuk seperti kubus yang memiliki enam bidang.

Ilmu tentang Ka’bah termaktub dalam QS Ali- Imran ayat 96 dan 97,” “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang selalu di berkati dan jadi petunjuk untuk bagi manusia.”

Disitu terdapat beberapa bukti yang nyata, di antaranya tempat peribadatan Ibrahim. Barang siapa yang masuk ke dalamnya, niscaya mendapat keamanan.
Pada surah Ali-Imran ayat 96 di atas ada kalimat kunci: “yang selalu di berkati dan jadi petunjuk untuk bagi manusia”. Pertanyaannya, bagaimana bisa sebuah batu diberkati dan jadi petunjuk bagi manusia?. 

Ada sebuah peristiwa didalam peradaban manusia terpilih tentang bagaimana Ka’bah itu diberkati. Ketika Rasulullah Saw sampai di Ka’bah beliau menghampiri Hajar Aswad, menciumnya, berthawaf mengelilingi Ka’bah, sambil memegang busur.
Sementara itu, pada waktu itu di sekitar Ka’bah terdapat tiga ratus enam puluh berhala. Beliau cukup menunjuk dengan busurnya ke arah berhala-hala itu sambil mengucap, “Dan katakanlah, Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (QS. al-Isr’a, 17 : 81).

“Katakanlah, Kebenaran telah datang dan yang batil itu tidak akan memulai dan tidak (pula) akan mengulangi”. (QS. Sa’ba, 34 : 49).
Beliau thawaf sambil menunggang unta dan tidak berpakaian ihram. Bahkan beliau memendekan thawaf. Setelah sempurna, beliau memanggil Ustman bin Thalah dan memerintahkan untuk mengambil kunci Ka’bah.
Setelah pintu itu terbuka, beliau masuk ke dalam Ka’bah, yang didalamnya beliau melihat berbagai gambar, seperti gambar Ibrahim dan Ismail yang sedang membagi anak panah untuk undian. 

Beliau bersabda, “Semoga Allah membinasakan mereka. Demi Allah, sekali pun beliau (Ibrahim) tidak pernah mengundi dengan anak panah ini “.
Tak hanya itu, Nabi Saw juga melihat berapa gambar yang lain dan memerintahkan untuk mengenyahkan, kemudian di ikuti dengan umatnya menghancurkan berhala-berhala tersebut. (Syaikh Shafiyyur- Rahman Al Mubarakfury, Sirah Nabawiyah,, 1997, hal 230-231)

Apa yang dapat kita petik dari peristiwa sejarah di atas bahwa Rasulullah di dalam penaklukan Mekkah bukan berperang dengan suku Qurais, tetapi menghancurkan berhala-hala yang ada di Ka’bah sebagai simbol kesombongan, dengki, iri hati, harta, jabatan dan sebagainya.
Pesan tersirat lainnya, secara tidak langsung Rasulullah Saw memerintahkan umat Islam untuk menghancurkan “berhala-hala” itu di dalam hati kita, sebagaimana Rasulullah menghancurkan berhala-berhala di Baitullah.
Ini memberikan isyarat bahwa Ka’bah secara fizik memang ada di Mekkah tetapi sesungguhnya Baitullah secara fsikis ada di hati manusia. Itulah kemudian dikemas oleh para sufi “telah kupindahkah Ka’bah ke dalam dadaku”.
Inilah yang ditafsir oleh Hadis Qudsi, bahwa, “Rasulullah Saw bersabda, “Allah berfirman, “Tak dapat memuat Dzat-Ku, bumi dan langit. Yang dapat memuat Dzat-Ku adalah hati hamba-Ku yang mu’min yang lunak dan tenang”. Sahabat bertanya: “Ya Rasulullah siapakah orang yang terbaik itu? Jawab Rasulullah Saw” Semua orang Mu’min yang bersih hatinya”. Maka ditanya lagi, apa arti orang yang bersih hati itu?. Dijawab Rasulullah Saw, “Ialah orang-orang yang taqwa, suci hatinya, tidak ada kepalsuan padanya, tidak ada kemunafikan padanya, dan tidak ada kezaliman, dendam, khianat serta dengki”.

Inilah misteri hadis qudsi yang Rasulullah nyatakan : “Pada suatu malam kulihat diriku tertidur disamping Ka’bah dan aku terbangun kemudian thawaf mengelilingi Ka’bah”. Ada dua kata kunci pada dua hadis tersebut, yaitu Ka’bah dan Thawaf.

Secara fizik, Ka’bah hanyalah berupa susunan batu yang dibina dasar-dasarnya oleh Ibrahim bersama Ismail, kemudian Allah mengingatkan: “Dan ingatlah ketika Kami menjadi rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Jadilah sebagian Maqam Ibrahim (tempat berdiri Ibrahim dan Ismail) “Bersihkan rumah-Ku untuk orang-orang thawaf, yang Itikaf, yang ruku dan yang sujud”. (QS. al-Baqarah, 2 : 125)

Secara struktur Al-Qur’an, kata Batu di dalam Al-Qur’an merujuk pada surah ke-15 yang bernama al-Hijr yang artinya batu. Didalam surah al-Hijr itu pula terdapat sebuah ayat yang diberikan kepada Muhammad Saw dan tidak kepada Nabi yang lain, yaitu ayat 87, “Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu (Muhammad) tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qur’an yang Agung”

Apakah tujuh ayat yang berulang-ulang itu? Jelas, yang dimaksudkan adalah surah al-Fatihah artinya Pembukaan.
Dalam cetak format Al-Qur’an 18 baris (baris ayat), surah al-Fatihah berada pada halaman ke-2 Al-Qur’an. Surah ini bersangdingan dengan surah al-Baqarah (surah ke-2) ayat 1 s/d 4 (beberapa cetak mushaf ada yang tertulis sampai ayat ke-5) yang juga dicetak khusus, berbingkai dan diberikan hiasan. Berbeda dengan halaman-halaman selanjutnya yang dicetak biasa.
Dalam hal ini tentu saja menimbulkan pertanyaan, mengapa al-Fatihah begitu istimewa ketimbang surah yang lain?
Kita akan mengambil salah satu ayat pada surah al-Fatihah, yaitu Ihdinas shiratathal mustaqiim. Kalimat tersebut ada permintaan manusia kepada Allah Swt untuk ditunjukkan jalan yang lurus. Apakah yang dimaksud dengan jalan yang lurus itu?.
Salah satu kata pada ayat tersebut adalah MUSTAQIM. Kata Mustaqiim disusun atas enam huruf yaitu ; 

• Mim. Berdasarkan urutan huruf hijaiyah merupakan huruf ke-24.
• Siin. Huruf ke-12 dalam urutan huruf hijaiyah
• Ta. Huruf ke-3,
• Qaf. Huruf ke-21
• Ya. Huruf ke-30
• Mim. Huruf ke-24.

Struktur huruf yang membentuk kata Mustaqim ini memberikan sebuah pesan tersirat dan tersurat bagi manusia untuk menempuh cahaya-Nya. Mari kita eksplorasi pesan-pesannya.
Mim, huruf ke-24. Jjika dikorelasikan pada struktur surah, maka surah ke-24 adalah an-Nur artinya Cahaya.
Pada surah ini ada sebuah pesan Allah, “Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang yang bertaqwa” Allah pemberi cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang didalamnya ada pelita besar. Pelita itu didalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur (sesuatu) dan tidak pula disebelah barat(nya) yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. an-Nur, 24 : 34-35)

Sin, huruf ke-12. Jika dikorelasikan pada struktur surah dalam Al-Qur’an, maka surah ke-12 adalah Yusuf. Sebuah simbol pribadi yang bercahaya. Coba renungkan doa nabi Yusuf ke pada Allah, “Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugrahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takbir mimpi (Ya Tuhan) Pencipta Langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan diakhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh”. (QS. Yusuf, 12 : 101)

Ta, huruf ke-3 jika dikorelasikan ke struktur surah dalam Al-Qur’an adalah surah ke 3 Al Imran atau keluarga Imran sebuah simbol keluarga yang bercahaya, cuba renungkan pernyataan Allah pada surah Al Imran (3) ayat 33-34: “Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, Keluarga Ibrahim dan Keluarga Imran melebihi segala umat (dimasa) mereka masing-masing, sebagai satu keturunan yang sebagiannya (keturunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Qaaf, huruf ke-21. Surah ke-21 adalah al-Anbiya ( Para Nabi) dalam surah ini diutarakan kisah para nabi, yaitu kisah Ibrahim as (ajakan Ibrahim as kepada bapaknya untuk menyembah Allah, bantahan Ibrahim as kepada Namrudz. Kisah nabi Nuh, kisah nabi Daud as, Sulaiman as, kisah Nabi Ayyub as, kisah Yunus as. Kisah Zakaria as. 

Ya, huruf ke-30. Surah ke-30 adalah ar-Rum artinya Bangsa Romawi. Sebuah peringatan dari Allah, jangan seperti bangsa Romawi yang telah banyak diberikan nikmat dan dirahmati Allah tetapi tidak pandai bersyukur, karena tidak mengenal jatidirinya. 

Oleh karena itu, Allah mengingatkan pada surah ar-Rum Ayat 30, “Maka hadapkan wajahmu dengan lurus kepada Dien Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia berdasarkan fitrah Allah itulah dien yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.

Mim, huruf ke 24. Kembali lagi ke surah 24. Jika kita strukturkan bilangan tersebut, yaitu 24,12,3,21,30,24 dan bila kita jumlahkan angka-angka tersebut, yaitu 24 + 12 + 3 + 21 + 30 + 24 = 114. Apa makna bilangan 114?. Bukankah jumlah surah Al-Qur’an terdiri 114 surah? 

Sedangkan jika dikorelasikan dengan nama surah ke-114, maka surahnya adalah an-Naas artinya manusia. Jadi, jika manusia memohon kepada Allah jalan yang lurus disetiap doanya ketika mendirikan sholat, maka jalan yang lurus yang dimaksudkan tiada lain adalah Al-Qur’an itu sendiri.
Lantas, apa hubungannya dengan Ka’bah? Sudah disebutkan sebelumnya bahwa Ka’bah secara fisik tersusun dari susunan batu sedangkan kata batu dalam struktur surah Al-Qur’an merujuk pada surah ke-15 yang bernama Al Hjir.

Total ayat dari surah al-Hijr adalah 99 ayat. Angka 99 adalah simbolisasi Asma’ul Husna yang berjumlah 99. Siapakah pemilik sifat 99 itu, tentu saja Allah Swt. Jadi sujudnya manusia ketika shalat adalah sujud kepada Allah, bukan kepada batu.

Allah SWT telah menurunkan petunjuk-Nya kepada mnausia. Maka apabila nomer surah dan jumlah ayat dari surah al-Hijr dijumlahkan, maka hasilnya adalah 114 (15 + 99).

Sudah diutarakan juga sebelumnya bahwa bilangan atau angka 114 adalah jumlah Surah Al-Qur’an. Jadi yang dimaksud QS Ali-Imran ayat 96 dan 97: 
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat ibadah) manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekkah) yang selalu di berkati dan jadi petunjuk bagi manusia .”, 
tiada lain adalah Al-Qur’an itu sendiri. Atau dengan kata lain Ka’bah adalah simbolisasi Al-Qur’an.
Sumber :(Redaksi Majalah khalifah) 
Aku ingin terus berkongsi dengan kalian..Pagi ini aku merasakan diriku terlalu jijik dan tidak layak untuk memegang al-Qur'an yang suci ini.Tanganku gementar memegangnya..lalu ku  pejamkan mataku..memohon ampun lalu seolah angin kedamaian dan ketenangan masuk menembusi relung hatiku sehingga menggerakkan jari jemariku di atas papan plastik ini.Burung mula berkicauan seolah menyanyi riang. Angin luar jendela bertiup sayup sepertimana sayupnya hatiku kala ini. Usah lagi bermadah..Tiada masa lagi untuk aku bermadah.
-->Tiada lain yang dapat ku katakan dihati ini melainkan:TAQWA..taqwa..taqwa..,lalu aku terus cemburu kepada kaum muslimin..yang setiap kali jumaat..ada insan yang berdiri dihadapan mereka mengingatkan tentang TAQWA..taqwa..Taqwa..kepada Allah.
kerana begitu cemburunya aku..lalu kupinta pada Allah..kelak hadirkan juga imam dihadapanku yang akan sentiasa mengingatkanku tentang TaQWa..bukan hanya pada hari jumaat ..tetapi setiap hari dalam diari hidupku..aku cemburu pada mereka yang berTAQWA..dan Taqwa..adakah aku mampu meraihnya..
“Jikalau sekiranya penduduk-penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah kami limpahkan kepada mereka berkat dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat)itu, maka Kami seksa mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-‘Araf: 96)
wallahu'alam.

0 Pendapat hati:

Post a Comment

 

Fastabiqul Khairat Template by Ipietoon Cute Blog Design