Seperti apakah lelaki sebagai calon suami yang layak diterima pinangannya? Ada beberapa syarat, yaitu:
A. Syarat-syarat utama
1. Keimanan dan Akhlak
Keimanan dan akhlak adalah aspek-aspek terpenting yang harus diperhatikan dalam mencari calon suami. Dua aspek inilah yang biasanya dapat menjadikan seorang suami memiliki akidah yang kuat, ketakwaan yang cukup sempurna, kesucian batin, terhindar dari kemaksiatan, dan penyimpangan. Suami yang beriman dan berakhlak baik [InsyaAllah] tidak akan menzalimi istri dan anak-anaknya. Ia takut kepada Allah Swt. untuk melakukan itu.akan tetapi sahabat saya pernah bertanya tentang satu hal.sekiranya dia berkahwin kerana agamanya tapi sampai satu masa si suami mengkianatinya, jadi dimanakah agama yang dipilihnya dulu.lebih baik mencari lelaki yang kurang agama tetapi setia. aduhai sahabat, iman manusia tidak seperti malaikat jadi jangan kau sesekali menyalahkan agama dalam hal seperti itu. setiap manusia ada dugaan mereka sendiri dan terpulang kepada individu tersebut untuk menghadapinya. sekiranya dia benar-benar sudah berubah dan tidak layak buatmu maka Allah punya jawapan yang lebih tepat untuk itu. pohonlah pada Illahi agar rumahtanggamu dipelihara dari diruntuhkan syaitan dan nafsu.Jangan dikeji agamanya.
2. Kemampuan dan Kesanggupan Mencari Nafkah
Secara tegas Islam menuntut suami untuk bertanggung jawab dalam hal urusan financial. Dengan demikian, seorang laki-laki harus mampu melakukan hal itu dan memiliki pekerjaan untuk memperoleh nafkah yang halal. Untuk mendapatkan suami yang seperti itu, calon istri yang cerdas harus menerima pelamar yang berasal dari keluarga yang baik, terdidik, dan tidak mempunyai rasa malas [dalam berusaha / bekerja]. "Sembilan puluh sembilan" persen keadaan financial keluarga mempengaruhi keharmonisan rumah tangga.akan tetapi jangan pula kita mengahwini seseorang kerana kekayaannya kelak sekiranya jatuh miskin, kita akan merana. kahwinilah kerana kesanggupan mereka mencari nafkah walau dalam situasi apapun.
B. Syarat-syarat kedua
1. Keilmuan dan Status Sosial
Kita tidak mungkin menafikan aspek keilmuan dan status sosial laki-laki. Aspek keilmuan dan kebudayaan laki-laki tidak mendatangkan kebahagiaan suami-istri secara mutlak. Hal yang terpenting adalah kecerdikan mengolah kehidupan suami-istri. Sebab, berumah tangga adalah seni kehidupan.tidak semestinya kita perlu mencari suami yang hanya mempunyai pangkat PHD ataupun doktor ataupun engineer. cukuplah sekiranya dia mempunyai serba sedikit ilmu yang dapat dikongsi dalam melayari bahtera kehidupan selebihnya serahkan pada Allah tempat memohon pertolongan.Jika ilmunya rendah dari segi pelajaran mungkin dari segi pertukangan dan menjaga keluarga kemahirannya tidak dapat dilawan.
2. Kekayaan
Aspek ekonomi adalah penting dalam memilih suami. Namun, Islam menganjurkan agar tidak menolak pemuda yang memiliki sifat-sifat keimanan dan akhlak yang tinggi tetapi sederhana dalam harta. Tidak ada gunanya suami yang sangat kaya tetapi ia tidak memiliki rasa kemanusiaan.
3. Ketampanan dan Keindahan
Ketampanan dan keindahan merupakan dua hal yang dituntut dalam pernikahan. Keduanya memberikan pengaruh yang jelas pada generasi baru. Namun, perlu diingat, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa laki-laki yang tampan secara fizikalnya adalah suami yang ideal. Bahkan, biasanya seorang istri merasa stres gara-gara suaminya banyak yang mengagumi karena ketampanannya. Lain halnya dengan benda kurang bagus dan tidak 'bermodel' : cukup jarang peminatnya.
Lamaran yang Layak Diterima dan yang Harus Ditolak
Ketika seorang laki-laki mengajukan lamaran kepda seorang wanita, maka tanyakanlah pada laki-laki tersebut tentang tujuannya menikah. Lalu, tanyakan kepadanya mengapa ia melamar? Mintalah jawabannya dengan jujur : Tidak dibuat-buat! Apakah karena kecantikannya, status sosial, kekayaan ayahnya? Ataukah tujuannya adalah kekayaan ruhaniah dan spiritual, menginginkan kemuliaan dan kemanusiaan, atau ia tidak mempedulikan masalah-masalah ini?
Ayah dan kerabat lainnya harus dilibatkan dalam "mengkaji" keadaan pelamar dari seluruhnya aspeknya. Setelah itu, barulah ia dapat mengambil keputusan akhir yang harus benar-benar terhindar dari "sentimen rasa" dan subjektiv.
Pelamar yang harus ditolak secara tegas oleh calon istri yang cerdas adalah pemuda yang lemah iman dan pencandu minuman keras. Harus ditolak pelamar yang tidak memiliki kepedulian, tidak bisa dipercaya, dan tidak mau bertanggung jawab. Harus ditolak juga pelamar yang seluruh wataknya bertolak belakang dengan watak dan akhlak wanita itu, yang memaksa untuk menerapkan pemikirannya, dan tidak membuka peluang untuk berdiskusi. Selanjutnya, pelamar yang boleh ditolak adalah yang memiliki perbedaan usia yang sangat jauh karena hal itu kadang-kadang menimbulkan masalah-masalah yang berpengaruh terhadap keturunan yang akan datang.
sebagai pengakhiran jangan terlupa sama sekali, tanyakanlah pada Kekasih paling utama, ALLAH Azza Wajalla. solatlah istikharah dan pohonlah petunjuk pada hati kalian.jika benar dia untukmu janganlah kau gusar , kerana sejauh manapun kau dan dia dipisahkan jodoh tetap akan menemukan kalian. janji Allah telah pasti. wanita beriman untuk laki-laki beriman dan wanita penzina untuk laki- laki penzina.
akhirul Qalam selamat memilih jodoh
Monday, March 16, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Pendapat hati:
Post a Comment