Wednesday, January 13, 2010

Bumi yang kering kontang


cuba kita perhatikan keadaan bumi yang kering ini?
apa yang dapat sahabat-sahabat nampak??
yang aku nampak hanya kekosongan..dataran yang panas dan kering..lalu aku mancari wahyu-wahyu Allah yang dahulu diturunkan dan disampaikan oleh Rasul kita. sebagai bukti terhadap setiap perkara yang kita cari, jawapannya ada di dalam al-Quran

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, pergiliran malam dan siang, dan kapal yang berlayar di lautan dengan membawa sesuatu yang bermanfaat bagi manusia, begitu pula air yang diturunkan oleh Allah dari langit (awan) yang dengannya Allah berkenan menghidupkan bumi setelah kematiannya dan Allah memperkembangbiakkan di sana segala jenis makhluk yang melata, dan juga pengaturan angin, awan yang ditundukkan berada di antara langit dan bumi, [itu semua] benar-benar mengandung pelajaran tentang bukti-bukti [kekuasaan Allah] bagi orang-orang yang menggunakan akalnya.” (QS. al-Baqarah : 164).


Allah ta’ala juga berfirman (yang artinya), “Allah menurunkan dari langit air [hujan] maka Allah menghidupkan bumi dengannya setelah kematiannya, sesungguhnya pada hal itu terdapat bukti kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mendengarkan.” (QS. an-Nahl : 65).

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Tidakkah engkau lihat bahwa Allah menurunkan air hujan dari langit kemudian jadilah bumi itu menghijau dengan tanaman-tanaman, sesungguhnya Allah Maha halus lagi Maha mengetahui.” (QS. al-Hajj : 63).

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami turunkan dari langit air yang bersih lagi suci yang dengannya Kami akan menghidupkan negeri (tanah) yang mati dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk kami, binatang-binatang ternak, dan manusia yang banyak. Dan sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu di antara manusia agar mereka mengambil pelajaran (daripadanya), akan tetapi kebanyakan manusia enggan kecuali mengingkarinya.” (QS. al-Furqan : 48-50).

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Di antara bukti kekuasaan Allah adalah Allah memperlihatkan kepada kalian kilat untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Allah menurunkan air hujan dari langit maka dengan air itu Allah menghidupkan bumi setelah matinya, sesungguhnya di dalam itu semua terkandung bukti kekuasaan Allah bagi kaum yang mempergunakan akalnya.” (QS. ar-Ruum : 24).

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan Kami turunkan dari langit air hujan yang penuh dengan berkah yang dengan itu Kami tumbuhkan pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaaf : 9).

begitulah Allah menurunkan wahyu dan petunjuk buat hamba-Nya . Dan hanya yang benar2 berilmu yang dapat mengambil pengajaran daripada ayat2 tersebut

sahabat-sahabat yang aku kasihi kerana Allah..Bicara kita kali ini merupakan analogi daripada ayat suci al-Quran diatas. selepas aku membacanya dan memahami maksudnya, terasa ingin menitis air mata ini. kerana apa???

kerana kering kontangnya bumi diHATIku..sahabat-sahabat..HATI merupakan bumi kita..HATI merupakan tanak kita..tetapi sedarkah kita bahawa bumi kita itu semakin kering kontang kerana tidak mendapat air? jika bumi tidak mendapat hujan, bumi akan menjadi kering kontang, tanaman akan mati malah tanah pula akan menjadi semakin keras dan berkerak. Akhirnya meyebabkan seluruh penduduk di bumi ini mati.

Ya Allah..besar sungguh petunjuk Mu..sahabat-sahabat..begitu juga dengan hati kita..Jika kita jarang sekali menangis bertaubat kepada-Nya , maka bumi kita iaitu HATI akan menjadi semakin kering dan akhirnya HATI tersebut akan mati dan seterusnya menjadi keras sehingga merosakkan segala isi dan anggota lain. Tetapi jarang sekali kita mengambil pengajaran dari wahyu-wahyu ALLAH.

Aku adalah antara pemilik HATI yang kering itu..Yang hanya menyirami bumi ku saat aku benar2 memerlukan. Yang hanya menghidupkan bumiku saat segalanya hampir musnah. Aduhai bumiku..maafkn aku kerana aku baru menyedari bahawa aku patut menjaga mu kerana kau yang akan memberi kan aku sebuah kehidupan yang sempurna.

Apabila ‘kemarau’ melanda hati manusia

Ibnu al-Qayyim rahimahullah mengatakan, “Kemarau yang melanda hati adalah kelalaian. Kelalaian itulah hakikat kekeringan dan kemarau yang menimpanya. Selama seorang hamba tetap mengingat Allah dan mengabdikan diri kepada-Nya niscaya hujan rahmat akan turun kepadanya sebagaimana layaknya air hujan yang terus menerus turun. Namun, apabila ia lalai maka ia akan mengalami masa kering yang berbanding lurus dengan sedikit banyaknya kelalaian yang terjadi padanya. Dan apabila ternyata kelalaian telah berhasil menjajah dan menguasai dirinya maka jadilah ‘buminya’ itu hancur dan binasa…” (Asrar as-Shalah, hal. 4).
Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sungguh celakalah orang-orang yang hatinya keras kerana tidak pernah mengingat Allah, mereka itulah orang-orang yang berada di dalam kesesatan yang amat nyata.” (QS. az-Zumar : 22).

Ketika menafsirkan ayat di atas, Syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Bahwa orang-orang semacam itu tidak melembut hatinya untuk menerima [ajaran] Kitab-Nya, tidak mahu mengambil pelajaran dari ayat-ayat-Nya, serta tidak merasa tenang dengan berdzikir kepada-Nya. Bahkan hatinya selalu berpaling dari Rabbnya dan condong kepada selain-Nya. Maka mereka itulah orang-orang yang layak untuk mendapatkan kebinasaan yang amat sangat dan keburukan yang sangat besar.” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 722).

Kemarau di hati akan menyumbat air mata taubat membasahi pipi


Saudaraku sekalian -semoga Allah menambahkan kepada kita keyakinan kepada-Nya- apabila kita cermati lagi kedudukan hati kita barangkali keterangan dari ayat-ayat, hadits, dan ucapan para ulama yang kami nukil di atas akan menyadarkan kita bahwa salah satu sebab pokok jauhnya manusia dari jalan kebenaran dan sosok ideal pengikut jalan hidup para salafush shalih adalah karena jauhnya keadaan kita dari kondisi hati orang beriman yang sesungguhnya.

Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang apabila disebutkan (nama) Allah maka bergetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka dan hanya bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. al-Anfal : 2).

Syaikh as-Sa’di rahimahullah mengatakan ketika menerangkan kandungan ayat ini, “Ayat ini juga menunjukkan bahwa sudah semestinya setiap hamba menjaga kondisi imannya dan berusaha untuk menumbuh-kembangkan iman itu di dalam dirinya. Dan cara paling utama untuk bisa mewujudkan hal itu adalah dengan merenungkan Kitabullah ta’ala dan memperhatikan kandungan makna-maknanya.” (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 315).

Inilah realita yang menimpa kebanyakan manusia! Mereka jauh dari Kitabullah dan hanyut dalam urusan dunia mereka. Sehingga menyebabkan hati mereka keras dan mata mereka sedikit sekali meneteskan air mata taubat dan penyesalan atas dosa-dosanya. Inilah musibah besar yang dikeluhkan Rasulullah kepada Rabbnya. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan berkatalah rasul; ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan al-Qur’an ini sesuatu yang tidak diacuhkan.” (QS. al-Furqan : 30).

Maka apakah yang terjadi -wahai saudaraku yang kucintai- apabila hati seorang manusia telah diliputi kecintaan yang sangat dalam kepada sosok-sosok biduanita, kecanduan yang sangat berat kepada irama muzik yang menjauhkan umat dari Rabbnya, begitu haus akan berita terkini mengenai selebriti idolanya, gila akan mood busana ala bintang Hollywood Amerika, dan sangat hobi duduk di depan layar kaca menikmati drama-drama yang dusta, maka saksikanlah akibatnya; mushaf al-Qur’an yang bertebaran di negeri kaum muslimin seolah menjadi kitab tak berharga yang tak diminati oleh manusia.

Maka jadilah hati mereka kering kerontang, malas menjalankan perintah agama, sedikit menangisi dosanya, bahkan merasa bangga dengan gaya hidup ala penduduk neraka. Laa haula wa laa quwwata illa billaah! Inilah keasingan ajaran Islam yang menimpa kaum muslimin dewasa ini; ketika cengkeraman Yahudi dan bala tentara Iblis tengah bekerja untuk menghabisi nyawa umat ini dan berusaha meluluhlantakkan benteng pertahanan mereka. Di manakah kita berada?

Apakah kita termasuk boneka Yahudi dan Iblis ataukah pengikut setia ajaran Kitabullah ta’ala? Semoga Allah melindungi kita dan melimpahkan taufik-Nya kepada kita. Sesungguhnya tipu daya syaitan itu sangatlah lemah…

sahabat -sahabat -rasanya aku ini tidak layak langsung berbicara soal hati kerana HATIku sendiri kerasnya seperti batu. . Apabila ku hayati semula..semestinya orang akan berfikir yang blog ini dibuat oleh insan yang HATInya sering kali mengingati TUHANnya. tapi teryata ..sahabat2 itu telah salah. Aku adalah insan yang sedang belajar untuk mencari diriku.. Yang sedang belajar dan mengajar HATIku untuk mencintai Illahi..



.............rasanya aku tidak dapat lagi mengulas tentang HATI.. kerana tidak layaknya diriku ini..Maaf atas segala kekhilafan diri..Ambillah yang baik sebagai teladan suri hidupmu dan buanglah yang buruk dan jangan sesekali sahabat-sahabat contohi..Aku berdoa semoga kalian dapat memiliki hati seindah hati penghuni syurga..Cantik dan berkilaunya seperti mutiara..




sumber :http://abu0mushlih.wordpress.com
diulas semula: ummu muthiah

0 Pendapat hati:

Post a Comment

 

Fastabiqul Khairat Template by Ipietoon Cute Blog Design