Thursday, October 7, 2010

~Dahulukan Ibumu~


Assalamualaikum wbt..
Ibu...Ibu...Ibu...baru Ayah..
Sekadar sedikit lontaran yang mungkin barangkali bisa membuka mata setiap insan yang membaca supaya kita sedar wahai golongan isteri dimana kedudukan kita disamping suami. Ia semestinya bukan diatasnya..tetapi sentiasa disampingnya. Ramai isteri kecundang didalam perkara ini. Mengalah juga tidak mahu terhadap ibu mertua mereka.Kalau boleh..nak si abang sentiasa mendahulukan nya sehingga terluka hati sang ibu.
Scenario ini bukan janggal lagi...sedangkan zaman nabi lagi telah dikisahkan sebuah kisah yang cukup memberi pengajaran kepada kita.tetapi seringkali kita lupakan. Menjadi isteri itu mudah ke syurga tetapi sampai saat bila suami memilih ibunya yang lebih utama disitu bermulanya jalan kepahitan.Jadilah isteri yang mentaati suami. Andai si abang terlupa mendahulukan ibunya..jadilah isteri yang mengingatkan suaminya ..katakan padanya:"sayang abang perlu lebih pada ibu..bukan saya..saya hanya sayap kiri abang..sedangkan ibu adalah syurga abang..untuk apa saya menjadi sayap kiri jika neraka adalah tempat kembali kita.syurga itu dibawah telapak kaki ibu.."(ini tidak biasa yang terpacul dari mulut adalah:"abang sayang saya ke sayang mak ni?Abang kahwin dgn saya bukan dengan mak..jadi abang kena dgr cakap saya dulu.)nauzubillah..tergores hati ibu.menitik air ibu..maka neraka tempat kita kembali..

Kedua-duanya, baik ibu mahupun istri adalah dua wanita yang memiliki kedudukan sangat penting didalam kehidupan seorang laki-laki. Ibu adalah sebab keberadaannya di dunia sedangkan istri adalah sebab yang memberikan ketenangan dan ketentraman jiwanya didalam rumah tangganya.
Seorang ibu yang shaleh akan melahirkan anak-anak yang shaleh dengan pendidikan dan bimbingannya terhadap mereka. Sedangkan istri yang shaleh akan menjadikan rumah tangga dan keluarga suaminya penuh dengan cinta dan kasih sayang dengan pendampingannya didalam ketaatan kepada Allah swt dan pemenuhan kewajiban-kewajibannya terhadap suaminya.
Namun jika dia dihadapkan oleh dua perintah yang sama derajat hukumnya di dalam timbangan syariah (sama-sama wajib, sunnah atau mubah) dalam satu kondisi maka perintah ibu harus lebih diutamakan daripada istrinya.
Hal yang demikian dikarenakan bahwa kedudukan laki-laki itu adalah anak terhadap ibunya. Seorang anak diwajibkan untuk mentaati ibunya didalam kebaikan dan ketaatan selama tidak memerintahkannya untuk berbuat maksiat kepada Allah.

Artinya : “dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. Al Israa : 23 – 24)
Sabda Rasulullah saw kepada seorang laki-laki yang bertanya kepadanya saw dan berkata,”Siapa yang lebih berhak diperlakukan baik? Beliau saw menjawab,’Ibumu.’ Orang itu bertanya lagi,’Siapa lagi?’ Beliau saw menjawab,’Ibumu.’ Orang itu bertanya lagi,’Siapa lagi?’ Beliau saw menjawab,’Ibumu.’ Orang itu bertanya lagi,’Siapa lagi?’ beliau saw menjawab,’Ayahmu.” (Muttafaq Alaih)
Sedangkan kedudukan laki-laki itu terhadap istrinya adalah suami baginya. Seorang suami berkewajiban menjaga, memelihara dan mengarahkannya didalam perkara-perkara yang diridhoi Allah swt sedangkan istri berkewajiban mentaati perintah suaminya selama perintah itu tidak dalam perkara-perkara maksiat kepada Allah swt, seperti hadits diatas,”Seandainya aku (dibolehkan) memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain maka pasti aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Muslim)
Hal lain yang bisa dijadikan sebagai suatu alasan mengapa ketaatan seorang laki-laki kepada ibunya lebih didahulukan daripada istrinya adalah kaidah fiqih ”Apabila pokoknya tidak ada maka tidak ada pula cabangnya.”. Anak adalah cabang dari induknya, yaitu ibu dan ayah. Tidak akan ada diri anak tersebut tanpa keberadaaan ibu dan ayahnya.
Sedangkan istri bukanlah pokok atau induk baginya, ia adalah mitra yang berdiri sejajar dengan suaminya didalam kehidupan berumah tangga. Apabila diposisikan istri tidaklah berada diatas suaminya sebagaimana ayah maupun ibu suaminya namun ia berada disamping suaminya.
Jadi jika tidak ada ibu maka tidak ada laki-laki itu (anaknya) dan tidak ada pula hubungan orang itu sebagai suami bagi istrinya itu.
Wallahu A’lam

0 Pendapat hati:

Post a Comment

 

Fastabiqul Khairat Template by Ipietoon Cute Blog Design